Memahami dan mengerti tentang arti sejarah pada hakikatnya diberikan pembatasan pada pemaknaan sejarah objektif dan sejarah subjektif. Keduanya ini tentu saja tidak terlepas daripada pendapat ahli khususnya pendapat yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo.
Sartono Kartodirjo sebagai sejarawan memberikan makna keduanya, dimana yang pastinya untuk kedua ini berhubungan erat dengan perubahan dan keberlanjutan sejarah.
Sejarah Objektif dan Sejarah Subjektif
Definisi atas pemaknaannya, adalah;
-
Pengertian Sejarah Objektif
Sejarah objektif adalah bagian daripada adanya kejadian masa lalu yang tidak dapat terulang lagi dengan alasan karena adanya paradigma ataupun benturan atas norma sosial dan nilai sosial yang berkebang di masyarakat. Sehingga pada umumnya sejarah dalam makna objektif ini terjadi pada hal yang berhubungan dengan fenomena alam dan fenomena sosial.
-
Pengertian Sejarah Subjektif
Sejarah subjektif adalah peristiwa masa lalu yang dilihat dengan berdasarkan pandangan orang lain yang dibuat sekaligus susun oleh penulis sejarah sebagai uraian cerita dari suatu kesatuan dari rangkaian fakta-fakta yang saling berkaitan.
Contoh Sejarah Objektif dan Subjektif
Sebagai upaya memberikan pemahaman, untuk contoh penerapan hakikat sejarah objektif dan subjektif di masyarakat. Misalnya saja;
Contoh Sejarah Objektif
Bentuknya seperti;
-
Meletusnya gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat
Bagian daripada bentuk sejarah objektif yang berkembang di masyarakat hingga saat ini ialah peristiwa tentang ledakan gunung terbesar di Indonesia yaitu Gunung Tambora di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) cacatan fenomena ini tentu saja bukan tanpa alasan karena diakui ataupun tidak kemungkinan kecil gunung tersebut akan melutus kembali.
-
Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI)
Bagian lainnya yang menjadi sejarah objektif ialah pembentukan Pemerintah Darurat Republik Indonesia yang dalam kisah masa lalu berada di Sumatera Barat dengan dimpimin oleh Mr. Mr. Syafruddin Prawiranegara pada tanggal 19 Desember 1948.
Hal ini tentu saja tidak mungkin akan terulang kembali alasannya karena Indonesia kini telah merdeka dan menjadi NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)
-
Terjadinya Perang Dunia II
PD ke-11 atau yang dikenal dengan Perang Dunia II adalah bagian daripada sejarah yang bersifat objektif hal ini dikarenakan surat-surat, catatan perang, laporan militer, dan bukti-bukti fisik seperti foto dan rekaman arsip yang tersimpan di seluruh dunia bahkan menjadi perang terbesar yang terjadi hingga saat ini.
Contoh Sejarah Subjektif
Sedangkan untuk contoh adanya sejarah dalam arti subjektif misalnya saja;
-
Sejarah Pergerakan Nasional
Proses sejarah pergerakan nasional bisa dikatakan sebagai bagian daripada sejarah dalam arti subjektif. Alasannya karena sejarah seperti ini dimulai dari pembentukan Budi Utomo hingga proses penbentukan PBUPKI dan PPKI. Adanya bagian historis yang berurutan ini juga tentu saja menimbulkan sikap bela negara bagi masyarakat Indonesia.
-
Konsensus Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Indonesia
Pancasila diakui ataupun tidak menjadi bagian daripada bentuk kesepatakan yang secara universital haruslah diterapkan oleh masyarakat. Khususnya masyarakat Indonesia, alasannya karena dalam Pancasila ini mengandung semua element kehidupan masyarakat, sehingga jikalau tidak mengakui Pancasila bisa dikatakan bukan sebagai WNI.
Nah, demikianlah saja artikel yang bisa dibagikan pada semua kalangan berkenaan dengan contoh sejarah objektif dan sejarah subjektif di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Semoga saja mampu memberikan pemahaman bagi kalian.