Agresi adalah kata yang kita gunakan setiap hari untuk menandai adanya perilaku orang lain dan bahkan mungkin diri kita sendiri. Tindakan yang agresif misalnya ketika ada orang yang memotong lalu lintas mobil lain atau bahkan seperti ketika mereka melayangkan tinju mereka di atas meja dengan frustrasi. Tetapi tindakan berbahaya lainnya, seperti cedera yang diterima pemain olahraga selama pertandingan kasar atau pembunuhan tentara musuh dalam perang mungkin tidak dilihat oleh semua orang sebagai agresi.
Karena agresi sangat sulit untuk didefinisikan, psikolog sosial, hakum, politisi, dan lain-lain telah menghabiskan banyak waktu untuk menentukan apa yang seharusnya dan tidak boleh dianggap sebagai agresi. Dalam konteks arti sejarah di Indonesia, terjadi dua kali agresi yaitu Agresi Militer Belanda 1 dan 2.
Agresi
Istilah agresi berasal dari kata Latin aggressio, yang berarti serangan. Kata latin itu sendiri merupakan gabungan ad– dan gradi-, yang berarti langkah. Penggunaan pertama yang diketahui berasal dari tahun 1611, dalam arti serangan yang tidak dilakukan.
Agresi adalah interaksi sosial yang terang-terangan atau terselubung, sering kali berbahaya, dengan tujuan menimbulkan kerusakan atau ketidaknyamanan lainnya pada orang lain. Ini dapat terjadi baik secara reaktif atau tanpa provokasi. Pada manusia, agresi dapat disebabkan oleh berbagai pemicu, mulai dari frustrasi karena tujuan yang terhambat hingga perasaan tidak dihargai.
Agresi manusia dapat diklasifikasikan menjadi agresi langsung dan tidak langsung; sementara yang pertama ditandai dengan perilaku fisik atau verbal yang dimaksudkan untuk membahayakan seseorang, yang terakhir ditandai dengan perilaku yang dimaksudkan untuk merusak hubungan sosial seseorang atau kelompok.
Dalam definisi yang biasa digunakan dalam ilmu sosial dan ilmu perilaku, agresi adalah tindakan atau respons oleh individu yang memberikan sesuatu yang tidak menyenangkan bagi orang lain. Beberapa definisi termasuk bahwa individu harus berniat untuk menyakiti orang lain. Perilaku predator atau defensif antara anggota spesies yang berbeda mungkin tidak dianggap sebagai agresi dalam arti yang sama.
Pengertian Agresi
Agresi adalah perilaku yang dapat mengakibatkan kerusakan fisik dan psikologis pada diri sendiri, orang lain, atau objek di lingkungan. Jenis perilaku ini berpusat pada melukai orang lain baik secara fisik maupun mental. Ini bisa menjadi tanda gangguan kesehatan mental yang mendasarinya, gangguan penggunaan zat, atau gangguan medis.
Agresi melibatkan persepsi niat, sehingga apa yang tampak seperti agresi dari satu sudut pandang mungkin tidak terlihat seperti itu dari sudut pandang lain, dan perilaku berbahaya yang sama mungkin atau mungkin tidak dianggap agresif tergantung pada niatnya. Namun, kerusakan yang disengaja dianggap lebih buruk daripada kerusakan yang tidak disengaja, bahkan ketika bahaya itu identik.
Pengertian Agresi Menurut Para Ahli
Adapun definisi agresi menurut para ahli, antara lain:
- Atkinson, Agresi adalah suatu tingkah laku yang bertujuan untuk merugikan orang lain, perilaku atau tindakan yang dimaksud untuk melukai orang lain, baik secara fisik atau verbal, atau juga merusak harta benda.
- Buss dan Perry, Definisi agresi adalah perilaku atau tindakan yang berniat untuk menyakiti orang lain baik itu secara fisik maupun psikologis.
- Harding, Makna agresi ialah kecenderungan seseorang dalam melakukan kekerasan atau tindakan yang dimanifestasikan dalam bentuk tindakan yang merusak.
- Myers, Arti agresi adalah sebagai perilaku atau juga tindakan dalam bentuk fisik ataupun verbal yang memiliki tujuan untuk menyakiti orang lain.
- Ramirez, Pengertian agresi adalah sebagai suatu fenomena kompleks yang dimunculkan didalam berbagai bentuk perilaku.
Jenis Agresi
Moyer (1968) mengemukakan bahwa terdapat 7 jenis agresi jika dilihat dari sudut pandang biologis serta evolusi. Ketujuh jenis tersebut meliputi;
- Agresi Pemangsa, yaitu tindakan menyerang yang dilakukan oleh pemangsa terhadap mangsanya.
- Agresi Akibat Ketakutan, yaitu tindakan menyerang untuk membela diri serta juga menghindari ancaman.
- Agresi Teritorial, yaitu tindakan menyerang untuk mengusir penyusup dari daerah teritorial.
- Agresi Antar Jantan, yaitu pertarungan antara dua spesies jantan untuk saling memperebutkan betina, teritorial, serta sumber makanan.
- Agresi Maternal, yaitu tindakan menyerang untuk melindungi anaknya dari ancaman bahaya.
- Agresi Instrumental, yaitu agresi yang bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu ialah sebagai respon terhadap suatu situasi.
Bentuk Agresi
Psikolog sosial setuju bahwa agresi dapat bersifat verbal maupun fisik. Agresi fisik adalah agresi yang melibatkan tindakan melukai orang lain secara fisik, misalnya memukul, menendang, menusuk, atau menembak mereka. Agresi nonfisik adalah agresi yang tidak melibatkan kerusakan fisik.
Agresi nonfisik termasuk agresi verbal (berteriak, menjerit, bersumpah serapah, dan lain-lain) dan agresi relasional atau sosial, yang didefinisikan sebagai sengaja merusak hubungan sosial orang lain, misalnya, dengan bergosip tentang orang lain. Agresi nonverbal juga terjadi dalam bentuk lelucon dan julukan seksual, rasial, dan homofobik, yang dirancang untuk menyebabkan kerusakan pada individu.
Daftar berikut (diadaptasi dari Archer & Coyne, 2005) menyajikan beberapa contoh jenis agresi nonfisik yang telah diamati pada anak-anak dan orang dewasa. Salah satu alasan mengapa orang menggunakan agresi nonfisik daripada agresi fisik adalah karena itu lebih halus. Ketika kita menggunakan teknik-teknik ini, kita mungkin bisa melakukannya dengan lebih baik. Atau dengan kata lain, kita bisa menjadi agresif tanpa membuat orang lain tampak agresif.
- Bergosip
- Menyebarkan rumor
- Mengkritik orang lain di belakang mereka
- Bullying
- Membiarkan orang lain keluar dari kelompok atau mengasingkan mereka
- Mengubah orang satu sama lain
- Mengabaikan pendapat orang lain
- “Mencuri” pacar
- Mengancam putus dengan pasangan jika pasangannya tidak patuh
- Main mata dengan orang lain untuk membuat pasangan iri
Walaupun hasil negatif dari agresi fisik mungkin lebih jelas, agresi nonfisik juga berdampak pada korban. Craig (1998) menemukan bahwa anak-anak yang menjadi korban bullying menunjukkan lebih banyak depresi, kesepian, penolakan teman sebaya, dan kecemasan dibandingkan dengan anak-anak lain.
Aspek Perilaku Agresi
Berdasarkan pendapat Buss dan Perry (1992), terdapat empat aspek perilaku agresi yang didasari oleh tiga dimensi dasar yaitu motorik, afektif, dan kognitif. Empat aspek perilaku tersebut, meliputi:
- Agresi Fisik (Physical aggression), yaitu tindakan agresi yang dilakukan dengan tujuan untuk menyakiti, mengganggu, atau membahayakan orang lain melalui respon motorik dalam bentuk fisik, misalnya memukul, menendang, dan lain-lain.
- Agresi Verbal (Verbal aggression), yaitu tindakan agresi yang dilakukan dengan tujuan untuk menyakiti, mengganggu atau membahayakan orang lain dalam bentuk penolakan dan ancaman melalui respon vokal dalam bentuk verbal.
- Agresi Kemarahan (Anger aggression), yaitu emosi negatif yang disebabkan karena tidak terpenuhinya harapan. Kemarahan bisa menyakiti orang lain serta dirinya sendiri. Beberapa bentuk kemarahan misalnya kesal, sebal, temperamental, kecenderungan untuk cepat marah, dan kesulitan mengendalikan amarah.
- Agresi Hostility, yaitu tindakan yang mengekspresikan kebencian, permusuhan, antagonisme, ataupun kemarahan yang sangat kepada pihak lain.
Hostility merupakan bentuk agresi yang tergolong covert atau tidak tampak. Hostility mewakili komponen kognitif yang terdiri atas kebencian seperti cemburu dan iri terhadap orang lain dan kecurigaan, misalnya adanya rasa tidak percaya serta rasa khawatir.
Selain beberapa aspek yang telah disebutkan di atas, Schneiders (dalam Aman, 2004) juga mengemukakan aspek-aspek perilaku agresif yaitu:
- Otoriter, yaitu orang mempunyai ciri kepribadian kaku dalam memegang nilai-nilai konvensional dan tidak dapat memberikan toleransi terhadap kelemahan-kelemahan yang ada dalam diri sendiri maupun orang lain.
- Superior, yaitu individu yang merasa paling baik dibanding dengan individu lain.
- Egosentris, yaitu individu yang mengutamakan keperluan pribadi tanpa mempedulikan kepentingan diri sendiri seperti yang ditunjukan dengan kekuasaan dan kepemilikan.
- Keinginan untuk menyerang baik terhadap benda maupun manusia, untuk melampiaskan keinginannnya dan perasaannya yang tidak nyaman atau tidak puas terhadap lingkungan di sekitarnya, sehingga menyerang individu ataupun benda lain di sekitarnya
Tujuan Agresi
Agresi dapat dilakukan untuk sejumlah tujuan yang berbeda, termasuk:
- Mengekspresikan kemarahan atau permusuhan
- Menegaskan dominasi
- Mengintimidasi atau mengancam
- Mencapai suatu tujuan
- Mengekspresikan kepemilikan
- Respons terhadap rasa takut
- Reaksi terhadap rasa sakit
- Bersaing dengan orang lain
Contoh Agresi
Dalam sejarah bangsa Indonesia, tentunya kita juga pernah mendengar terjadinya agresi militer yang dilakukan oleh Belanda, yaitu Agresi Militer Belanda I dan II. Berikut penjelasannya:
-
Agresi Militer Belanda I
Agresi Militer Belanda I atau “Operatie Product” (Operasi Produk) merupakan operasi militer Belanda yang dilakukan terhadap Republik Indonesia tepatnya di Jawa dan Sumatra dari tanggal 21 Juli 1947 hingga 5 Agustus 1947.
Istilah “Operasi Produk” dicetuskan oleh Letnan Gubernur Jenderal Johannes van Mook untuk menegaskan bahwa hasil Perundingan Linggarjati yang dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 1947 sudah tidak berlaku lagi.
Operasi militer yang satu ini merupakan bagian dari Aksi Polisionil yang diberlakukan oleh Belanda dengan tujuan untuk mempertahankan penafsiran Belanda atas Perundingan Linggarjati. Dari sudut pandang Republik Indonesia, operasi militer ini dianggap sebagai pelanggaran dari hasil Perundingan Linggarjati.
-
Agresi Militer Belanda II
Ketika hari pertama Agresi Militer Belanda II, mereka menerjunkan pasukannya di Pangkalan Udara Maguwo. Dari pangkalan udara tersebut kemudian menuju ke Ibu kota RI di Yogyakarta.
Kabinet melakukan sidang kilat. Dalam sidang tersebut diputuskan bahwa pimpinan negara tetap berada di dalam kota agar dekat dengan Komisi Tiga Negara (KTN), sehingga memudahkan dalam mengadakan kontak-kontak diplomatik.
Demikianlah artikel yang bisa kami uraikan pada segenap pembaca berkenaan dengan pengertian agresi menurut para ahli, jenis, bentuk, aspek, dan contohnya dalam berbagai bidang kehidupan. Semoga bisa memberikan pemahaman bagi kalian yang membutuhkannya.