Manusia bisa dikatakan sebagai mahluk hidup yang mengalami evolusi sebagaimana binatang. Namun tingkat evolusi otak manusia apaling jauh apabila disbanding dengan mahluk lainnya. Otak manusia yang semakin berkembang menjadikan mereka untuk lebih mampu berpikir dan memilih tindakan yang lebih menguntungkan untuk keberlangsungan hidupnya. Sehingga melalui kemampuan berpikirnya mereka membentuk kebudayaan dan masyarakat dengan cara hidup berkelompok dan menetap di suatu tempat.
Karena pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tangpa bantuan orang lain. Maka seiring dengan cara berpikir manusia cara hidup yang sebelumnya nomaden mulai membangun tempat tinggal secara menetap meskipun hanya semnetara dan akhirnya berinisiatif untuk menetap dalam waktu yang lama bahkan selamanya, hal itulah yang mendasari hidup sedenter.
Sedenter
Sedenter berarti tinggal di satu tempat atau tidak bermigrasi. Artinya dalam hal ini terdapat sekelompok orang yang tinggal di satu daerah bersama-sama dan beratahan hidup dengan cara menanam tanaman dan memelihara hewan peliharaan.
Sedenter merupakan lawan dari nomaden. Nomaden merupakan cara hidup manusia yang tidak menetap dan berpindah-pindah yang disebabakan oleh beberapa hal seperti mencari sumber makanan baru, menghindari bencana alam, dan lain sebagainya. Sedangkan sedenter merupakan cara hidup sekolompok orang yang tinggal di suatu tempat secara menetap, atau tempat yang sama sepanjang hidupnya.
Sedenter merupakan cara hidup yang lebih maju disbanding dengan nomaden. Pada cara hidup nomaden mereka terus berpindah-pindah, kemudian seiring dengan perkembangan cara berpikir manusia cara hidup manusia prasejarah berubah menjadi semi nomaden, artinya berpindah tempat dari satu wilayah ke wilayah lain namun mereka telah membangun tempat tinggal untuk sementara waktu, sehingga perpindahan mereka tidak sesering ketika nomaden.
Namun hal tersebut juga dirasa tidak efisien. Sehingga berdasarkan pemikiran untung dan rugi tersebut muncul gagasan untuk mulai mengubah cara hidupnya yaitu dengan cara menetap dalam waktu yang lebih lama bahkan sepanjang hidunya di tempat yang sama. Hal itulah yang kemudian mendasari cara hidp sedenter manusia praaksara.
Kegiatan bercocok tanam atau pertanian memungkinkan orang untuk tetap menetap dan membangun komunitas. Karena pertanian, orang tidak harus hanya fokus mencari makanan, mereka dapat menciptakan pekerjaan, kelas sosial, dan lain sebagainya.
Pengertian Sedenter
Sedenter atau dalam Bahasa Inggris dikenal dengan sedentary berasal dari kata latin ‘sedere’ yang berarti ‘duduk’. Kata ini telah digunakan sejak abad ke-16 dan berkembang dari kata Perancis Tengah ‘sédentaire’ yang berarti gagasan mengenai tinggal di satu tempat. Dalam antropologi budaya, sedenter adalah praktik hidup di satu tempat untuk waktu yang lama.
Pada masa kini, sebagian besar orang menjadi bagian dari budaya menetap. Dalam antropologi evolusi dan arkeologi, sedentisme mengambil sub makna yang sedikit berbeda, sering diartikan untuk transisi dari masyarakat nomaden ke gaya hidup yang lebih menetap di satu tempat secara permanen. Sehingga pada dasarnya, sedenter berarti hidup berkelompok secara permanen di satu tempat.
Dalam konteks pola hidup manusia pada arti sejarah, sedenter merupakan pola kehidupan manusai yang sudah lebh terorganisir disbanding dengan kelompok nomaden dengan cara hidup berkelompok dan meneta di suatu tempat. Pada masa ini manusai sudah engenal bercocok tanam untuk dikonsumsi serta sudah mulai mengenal adat yang bersumber dari kebiasaan-kebiasaan.
Pengertian Sedenter Menurut Para Ahli
Adapun definisi sedenter menurut para ahli, antara lain:
- Your Dictionary, Pengertian sedenter adalah eseorang atau sesuatu yang tidak banyak berpindah.
- Collins Dictionary, Sedenter adalah seseorang yang memiliki gaya hidup atau pekerjaan yang tidak banyak duduk banyak waktu dan tidak banyak berolahraga.
Ciri Sedenter
Karakteristik sedenter, diantaranya yaitu:
- Manusia sudah mulai mengenal bercocok tanam dan sistem astronomi untuk kepentingan cocok tanam
- Membangun temapt tinggal yang lebih tahan lama dan kokoh
- Masih bergantung pada alam
- Mulai mengenal sistem kepercayaan
- Orang yang hidup sedenter di tempat tertentu tidak perlu berkeliaran untuk makanan, mereka dapat megnelola sendiri
- Lebih banyak waktu untuk berkumpul bersama keluarga dan menghasilkan kebudayaan yang bermanfat bagi kehidupannya
- Selain bercocok tanam, mereka juga dapat memelihara ternak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, utamanya ketika cuaca sedang tidak baik
- Mereka sudah dapat menyompan sisa-sisa makanan dengan lebih aman
- Para wanita dan anak-anak dapat tinggal di rumah sehingga tidak merepotkan
- Lebih efektif dan efisien karena mereka tidak harus berpindah-pindah atau membawa perlaatan hidup mereka dari satu temapta ke tempat lain. Selain itu tidak seperti masyarakat nomaden, masyarakat sedenter membutuhkan pasokan makanan yang konstan untuk menopang kehidupan mereka
- Lebih mengenal pembagian kerja lebih jelas seperti misalnya mengetahui peran laki-laki dan perempuan
- Mulai mengembangkan pola hidup gotong-royong, hal tersebut dikarenakan pada masa itu mereka hidup dengan bertani dan pada kegiatan bertani dibutuhkan solidaritas yang kuat anatara sesame
- Lebih menguasai teknologi sederana dalam pertanian
- Telah mengenal pemilikihan pemimpin yang diterapkan dengan prinsip primus interpares.
Contoh Sedenter
Seperti yang telah diungkapkan secara sekilas pada paragraf sebelumnya bahwa pola hidup sedenter telah membudaya pada masa kini. Hal itu dilatarnelakangi oleh pemikiran manusia pada zaman pra aksara bahwa pola hidup yang nomaden mauoun semi nomaden dirasa kurang menguntungkan sebab tidak efektif dan juga tidak efisien.
Akhirnya kehidupan masyarakat praaksara tersebut mengalami perkembangan. Atas dasar untung dan rugi yang akan mereka alami, mulailah muncul gagasan untuk merubah pola kehidupan menjadi menetap.
Adapun keuntungan atau kelebihan dari pola kehidupan menetap, diantaranya yaitu:
- Setiap keluarga dapat membangunan tempat tinggal yang lebih baik untuk waktu yang lebih lama;
- Setiap orang dapat menghemat tenaga karena tidak harus membawa peralatan hidup dari satu tempat ke tempat lain;
- Para wanita dan anak-anak dapat tinggal lebih lama di rumah dan tidak akan merepotkan;
- Wanita dan anak-anak sangat merepotkan, apabila mereka harus berpindah dari satu tempat ke tempat lain;
- Mereka dapat menyimpan sisa-sisa makanan dengan lebih baik dan aman;
- Mereka dapat memelihara ternak sehingga mempermudah pemenuhan kebutuhan, terutama apabila cuaca sedang tidak baik;
- mereka memiliki waktu yang lebih banyak untuk berkumpul dengan keluarga, sekaligus menghasilkan kebudayaan yang bermanfaat bagi hidup dan kehidupannya;
- Mereka mulai mengenal sistem astronomi untuk kepentingan bercocok tanam; dan
- Mereka mulai mengenal sistem kepercayaan.
Kesehatan
Selain berkaitan dengan konteks kesejarahan, yaitu pola kehidupan manusia yang sudah menetap, istilah sedenter juga dapat mengacu pada gaya hidup seseorang. Gaya hidup yang sedenter adalah jenis gaya hidup yang melibatkan sedikit atau tanpa aktivitas fisik.
Seseorang yang hidup dengan gaya hidup sering duduk atau berbaring sambil melakukan kegiatan seperti membaca, bersosialisasi, menonton televisi, bermain video game, atau menggunakan ponsel / komputer hampir sepanjang hari. Gaya hidup yang tidak bergerak berpotensi berkontribusi pada kesehatan yang buruk dan banyak penyebab kematian yang dapat dicegah.
Screen time adalah istilah modern untuk jumlah waktu yang dihabiskan seseorang untuk melihat layar seperti televisi, monitor komputer, atau perangkat seluler. Waktu layar yang berlebihan dikaitkan dengan konsekuensi kesehatan negatif.
Efek dari kehidupan kerja atau gaya hidup yang sedenter dapat langsung atau tidak langsung. Salah satu efek langsung paling menonjol dari gaya hidup yang sedenter adalah peningkatan BMI (Body Mass Index) yang mengarah pada obesitas. Kurangnya aktivitas fisik adalah salah satu penyebab utama kematian yang dapat dicegah di seluruh dunia.
Setidaknya 300.000 kematian dini, dan $ 90 miliar dalam biaya perawatan kesehatan langsung disebabkan oleh obesitas dan gaya hidup sedenter per tahun di AS saja. Risiko lebih tinggi di antara mereka yang duduk lebih dari 5 jam per hari. Hal ini terbukti sebagai faktor risiko sendiri terlepas dari latihan keras dan BMI.
Orang yang duduk lebih dari 4 jam per hari memiliki risiko 40 persen lebih tinggi daripada mereka yang duduk kurang dari 4 jam per hari. Namun, mereka yang berolahraga setidaknya 4 jam per minggu sama sehatnya dengan mereka yang duduk kurang dari 4 jam per hari.
Secara tidak langsung, peningkatan BMI karena gaya hidup yang sedenter dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan meningkatnya ketidakhadiran dari aktivitas yang diperlukan seperti bekerja. Kehilangan pekerjaan dan tidak produktif menghasilkan efek jangka pendek dan jangka panjang yang jelas seperti lebih sedikit pendapatan dan keamanan pekerjaan.
Selama seratus tahun terakhir, telah terjadi perubahan besar dari pekerjaan buruh manual (mis. Pertanian, manufaktur, bangunan) ke pekerjaan kantor yang disebabkan oleh banyak faktor yang berkontribusi termasuk globalisasi, outsourcing pekerjaan dan kemajuan teknologi (khususnya internet dan komputer).
Demikianlah artikel yang bisa kami berikan pada segenap pembaca berkenaan dengan pengertian sedenter menurut para ahli, ciri, jenis, dan contohnya dalam berbagai bidang. Semoga memberikan pemahaman bagi kalian yang sedang membutuhkannya.