Pengertian Sinkronik, Ciri, dan 5 Contohnya

Diposting pada

Sinkronik

Kajian sejarah yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan atau cara berpikir sinkronik artinya mempelajari peristiwa sejarah beserta semua aspeknya pada waktu tertentu secara mendalam. Makna sinkronik sebagai pendekatan, cara berpikir, atau metode kajian sejarah artinya apabila kita menggunakan pendekatan, cara berpikir, atau metode tersebut, maka kita tidak perlu memperhatikan perkembangan arti sejarah atau juga perkembangan peristiwa tersebut.

Salah satu ciri pendekatan ini adalah yang lebih menitikberatkan pada penelitian gejala-gejala yang meluas dari suatu peristiwa tapi trebatas pada waktu. Misalnya sejarawan ingin menulis tentang sejarah perekonomian Indonesia pada zaman pendudukan Jepang. Jika menerapkan konsep sinkronik, sejarawan tersebut hanya akan mengamati semua peristiwa yang berkaitan dengan masalah perekonomian tersebut secara mendalam dan terstruktur.

Sinkronik

Ditinjau dari segi etimologis, kata sinkronik berasal dari bahasa Yunani, yaitu syn yang artinya ‘dengan’ dan chronos yang artinya ‘waktu’ adalah kata sifat yang menggambarkan objek atau peristiwa yang terkoordinasi dalam waktu.

Pendekatan atau cara berpikir sinkronik biasanya digunakan dalam ilmu-ilmu sosial, seperti geografi, sosiologi, politik, ekonomi, antropologi, arkeologi, termasuk sejarah. Kerangka berpikir sinkronis berupaya untuk memahami kehidupan sosial secara meluas dan berdimensi ruang. Dengan kata lain, konsep sinkronik lebih mengutamakan penggambaran yang meluas dalam ruang dan tidak terlalu memikirkan dimensi waktunya.

Dalam memahami suatu kehidupan sosial, perlu diuraikan berbagai aspek-aspek yang berpengaruh terhadap kehidupan sosial tersebut, seperti aspek geografis, ekonomi, sistem dan struktur sosial, kepercayaan dan lemabag-lembaga sosial lainnya, serta fungsi dan struktur dari bagian-bagiannya. Selanjutnya adalah menjelaskan keterkaitan antar bagian-bagian tersebut.

Sebagai contoh, seorang peneliti dapat menerapkan cara berpikir sinkronik untuk mengkaji kehidupan sosial Suku Tengger. Dengan menerapkan cara berpikir tersebut, maka peneliti akan menguraikan secara meluas beragam aspek yang ditemukan pada masyarakat suku Tengger.

Aspek-aspek yang dikaji meliputi:

  1. Aspek letak geografis
  2. Aspek sistem dan truktur sosial
  3. Aspek ekonomi atau mata pencaharian
  4. Data kependudukan
  5. Kepercayaan
  6. Lembaga-lembaga sosial.

Pengertian Sinkronik

Sinkronis merupakan cara berpikir dalam sejarah yang  meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu. Cara bepikir sinkronis dalam sejarah juga bisa diartikan sebagai upaya memahami suatu peristiwa di suatu tempat dalam kurun waktu yang sama.

Dengan menggunakan cara berpikir sinkronis kita bisa memahami peristiwa sejarah secara horizontal (meluas) dengan melihat suasana ketika suatu peristiwa terjadi bukan hanya tahu peristiwa secara kronologi (berurutan).

Pendekatan atau cara berpikir sinkronik berbeda dengan cara berpikir diakronik, yaitu cara berpikir yang artinya memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang. Menggunakan pendekatan sinkronik dalam mengkaji suatu peristiwa sejarah menuntut kita untuk menerangkan suatu peristiwa secara mendalam, baik dikaji dari segi politik, ekonomi, atau sosial-budaya.

Atau dengan kata lain, berpikir sinkronik ialah menganalisis suatu peristiwa masa lalu yang ditinjau dari berbagai aspek dengan didukung oleh konsep-konsep dan teori-teori dari berbagai cabang ilmu sosial lainnya.

Seperti yang telah dikatakan di atas bahwa konsep berpikir sinkronik terbatas dalam ruang atau mempunyai kurun waktu yang pendek. Hal itulah yang membuat proses analisis peristiwanya bersifat menyeluruh, tapi dalam jangka waktu yang pendek atau singkat.

Oleh karena itu, dalam berpikir sinkronik, kita juga akan membutuhkan ilmu bantu sosial lainnya, sehingga dengan menerapkan konsep berpikir sinkronik akan membantu kita dalam memahami suatu peristiwa sejarah secara lebih mendalam dan menyeluruh.

Selain itu, hal yang perlu kita ketahui ketika menggunakan pendekatan sinkronik adalah pendekatan ini bisa menganalisa suatu waktu tertentu, sehingga tidak berupaya untuk menarik kesimpulan tentang perkembangan suatu peristiwa yang mempengaruhi kondisi saat ini, tapi hanya menganalisa kondisi saat itu saja.

Pengertian Sinkronik Menurut Para ahli

Adapun definisi sinkronik menurut para ahli, antara lain:

  1. Culler (1990)

Sinkronik dapat didefinisikan sebagai suatu studi mengenai sistem bahasa pada kondisi tertentu yang tidak mengindahkan atau mengabaikan waktu.

  1. Ratna Hapsari dan M Adil (2016)

Konsep sinkronik dalam sejarah merupakan cara untuk mempelajari atau mengkaji, pola-pola, gejala, dan karakter dari sebuah peristiwa sejarah pada masa tertentu

  1. Kamus Besar Bahasa Indonesia

Sinkronik dapat didefinisikan sebagai hal yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi dalam suatu masa yang terbatas.

  1. Your Dictionary

Sinkronik adalah sesuatu yang terjadi pada waktu yang sama atau memiliki waktu yang konsisten antara setiap kejadian.

Ciri Sinkronik

Sinkronik memiliki beberapa ciri, antara lain:

  1. Mempelajari peristiwa yang terjadi saat masa tertentu.
  2. Dalam mengkaji suatu peristiwa selalu berfokus pada pola-pola, gejala-gejala dan karakter
  3. Tidak memiliki konsep perbandingan.
  4. Jangkauannya lebih sempit.
  5. Mempelajari suatu peristiwa secara mendalam.
  6. Cenderung lebih sulit dan serius.
  7. Kajiannya sistematis.
  8. Bersifat horizontal, artinya memanjang pada ruang tapi terbatas pada waktu, sehingga umumnya hanya menjelaskan mengenai kejadian atau peristiwa pada bagian intinya saja.

Contoh Sinkronik

Berikut ini beberapa contoh peristiwa yang dikaji dengan menggunakan cara berpikir sinkronik, antara lain:

  1. Suasana di Jakarta Ketika Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

Pembacaan teks Proklamasi Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan peristiwa yang penting dan bersejarah bagi bangsa Indonesia. Pembacaan teks proklamasi tersebut dilaksanakan di di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 (Sekarang Jalan Proklamasi).

Pembacaan Proklamasi tersebut dihadiri oleh sekitar 500 orang dari berbagai kalangan dengan membawa apapun yang dapat digunakan sebagai senjata. Meskipun Jepang telah berhasil dikalahkan oleh Sekutu, tapi Balatentara Dai Nippon (Jepang) masih berada di Jakarta.

Pada mulanya, pembacaan Proklamasi akan dilakukan di Lapangan Ikeda, tapi  dipindahkan ke kediaman Soekarno karena dikhawatirkan akan terjadi pertumpahan darah. Akibatnya, sekitar 100 orang anggota Barisan Pelopor kembali berjalan dari Lapangan Ikeda menuju ke kediaman Soekarno. Mereka datang terlambat dan menuntut agar dilakukan pembacaan ulang Proklamasi, tapi ditolak dan hanya diberikan amanat singkat oleh Hatta.

  1. Kondisi Ekonomi di Indonesia pada Tahun 1998

Kondisi ekonomi di Indonesia pada tahun 1998 sangatlah terpuruk. Kerusuhan terjadi dimana-mana. Bahkan Presiden Soeharto pun mengundurkan diri. Banyak hutang perusahaan dan negara yang jatuh temponya pada tahun 1998, yang menyebabkan banyak perusahaan bangkrut.

Akibat yang ditimbulkan yaitu jumlah pengangguran meningkat pesat. Nilai tukar rupiah terhadap dolar mengalami pelemahan hingga Rp 15.000 per Dolar Amerika Serikat, hal itu membuat harga-harga barang meningkat pesat.

Akibatnya terjadi inflasi semakin tak terkendali. Pendapatan per kapita negara pun mengalami penurunan drastis dari 1.155 US$/kapita pada tahun 1996 menjadi 610 US$/kapita pada tahun 1998.

  1. Suasana Ketika Tragedi G30S/PKI

G30S/PKI atau Gerakan 30 September merupakan sebuah peristiwa yang terjadi pada malam hari tanggal 30 September hingga awal 1 Oktober 1965. Ini adalah peristiwa ketika 7 orang perwira tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh oleh para pemberontak yang melakukan suatu usaha kudeta.

Ketika itu, Soeharto diperintahkan untuk mengambil alih tentara dan menyelamatkan Presiden Soekarno. Presiden Soekarno berhasil selamat dan menuju ke Istana Presiden di Bogor. Soeharto bersama pasukannya berhasil mengambil alih untuk mengontrol semua fasilitas yang sebelumnya direbut oleh pelaku G30S/PKI.

  1. Pembangunan pada Era Orde Baru

Orde Baru merupakan masa pemerintahan presiden Soeharto. Pada masa Orde Baru, pembangunan di Indonesia sangat pesat. Tapi, angka korupsi pun meningkat.

Presiden Soeharto merancang program pembangunan jangka pendek yang dinamakan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Keberhasilan Repelita 1 telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara dari rata-rata 3% menjadi 6,7% per tahun, meningkatkan pendapatan per kapita, dan menurunkan laju inflasi.

Bahkan Indonesia berhasil mencapai swasembada beras pada tahun 1984. Padahal pada tahun 1970-an, Indonesia menjadi negara pengimpor beras terbesar di dunia. Akan tetapi, permasalahn yang terjadi adalah pada masa ini terjadi kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah.

  1. Pemberontakan Petani Banten pada Tahun 1888

Pada tanggal 9 Juli 1888 terjadi pemberontakan petani di Banten atau yang disebut dengan Geger Cilegon. Pada tanggal tersebut, tepatnya pukul  pukul 02.00 dini hari sekitar 100 orang pemberontak bergerak dari tempat Haji Ishak di Saneja untuk melakukan penyerangan terhadap rumah Henri Francois Dumas, juru tulis di kantor asisten residen.

Hal itu membuat Dumas melarikan diri dan bersembunyi di rumah tetangganya, seorang jaksa. Istri Dumas mengalami luka dengan dua anak pertamanya berlindung di rumah ajun kolektor. Minah, pembantu Dumas berusaha melindungi anak bungsu majikannya.

Pemberontakan dipimpin oleh Haji Wasid. Haji Wasid membagi para pemberontak menjadi tiga pasukan, yaitu pasukan pertama dipimpin Lurah Jasim; pasukan kedua dipimpin Haji Abdulgani dan Haji Usman; dan pasukan ketiga dipimpin Haji Tubagus Ismail dan Haji Usman.

Sasaran dari serangan yang dilakukan oleh para pemberontak tersebut adalah penjara untuk membebaskan tahanan, kepatihan, dan rumah asisten residen di alun-alun Cilegon.

Beberapa contoh peristiwa sejarah di atas dapat dianalisis tanpa perlu mencari hubungannya dengan peristiwa sejarah lainnya. Yang perlu dianalisis adalah kondisi masyarakat di wilayah yang bersangkutan pada saat itu, misal dari segi kondisi sosial, ekonomi, politik, dan lain-lain.

Itulah tadi penjelasan dan pengulasan secara lengkap kepada segenap pembaca terkait dengan pengertian sinkronik menurut para ahli, ciri, dan contohnya dalam berbagai bidang. Semoga melalui materi ini bisa memberikan wawasan serta pengetahuan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *