Mempelajari tentang pengertian sejarah secara tidak langsung telah mengajarkan banyak manusia untuk berpikir secara diakronik, sinkronik, maupun kronologis. Melalui pemikiranran semacam itu, maka setidaknya mampu mengajarkan kepada kita untuk selalu berpikir secara runtut, teratur, dan berkesinambungan.
Oleh karena itulah pola pemikiran dalam karakteristik diakronik, sinkronik dan kronologis juga bisa digunakan untuk memecahkan masalah. Hal ini sangat penting, apalagi jikalau kita ingin belajar sumber sejarah dengan baik.
Diakronik, Sinkronik, dan Kronologis
Penjelasan dan pembahasan terkait dengan arti diakronik, sinkronik dan kronologis menjadi sangat penting untuk dipahami. Berikut ulasannya;
Diakronik adalah peristiwa atau kejadian dalam hidup yang tidak bisa lepas dari sebuah peristiwa sebelumnya. Sehingga pada pola dikaronik ini hubungan peristiwa satu dengan yang lainnya saling terikat dan berpengaruh satu sama lain. Maka dari itu dari berpikir diakronik akan memberikan penjelasan secara baik dan runtut.
Proses berpikir sinkronik ini seseorang akan diajarkan untuk bisa menjadi seseorang yang lebih teliti dalam melihat fenomena, gejala, maupun sebuah peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu. Konsep berpikir sinkronik ini juga lebih umumnya kearah hal yang digunakan untuk mengetahui segala sesuatu secara lebih mendalam.
Selain itu biasanya cara berpikir sikronik ini tidak akan ada perbandingan dengan sejumlah kondisi atau peristiwa yang sama. Akan tetapi melalui fokus dan sikap teliti pada masalah yang sedang diamati dapat membuat setiap individu akan lebih mengerti dan memahami mengapa sebuah peristiwa tersebut bisa terjadi.
Istilah kronologis pasti sudah sering didengar banyak orang. Kata kronologis mengandung arti yaitu catatan suatu peristiwa atau kejadian-kejadian yang sudah diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya. Melalui proses berpikir kronologi dalam peristiwa sejarah maka bisa memberikan kemudahan untuk melakukan rekonstruksi kembali mengenai peristiwa sejarah tersebut sesuai dengan urutan waktunya yang tepat.
Ciri Diakronik, Sinkronik, dan Kronologis
Adapun untuk karakteristik yang terdapat dalam ketiga istilah, ini. Antara lain;
-
Diakronik
Menurut Galtung, kata diakronik berasal dari bahasa Yunani yang terbagi menjadi dua suku kata yaitu dia dan khronos. Arti kata dia ialah melintasi atau melewati, sedangkan arti khronos yaitu perjalanan waktu. Apabila digabung menjadi satu kata yang utuh, arti diakronik adalah kejadian-kejadian atau peristiwa yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dan tidak berdiri sendiri atau timbul secara tiba-tiba. Karena pada dasarnya peristiwa sejarah itu akan melihat setiap gejala -gejala yang memanjang dalam waktu tertentu dengan ruang yang terbatas.
Cara berpikir diakronik juga melihat bahwa peristiwa dalam sejarah akan mengalami perkembangan terus menerus dan bergerak sepanjang masa. Maka dari itu dengan proses inilah, manusia bisa melakukan perbandingan dan melihat perkembangan perubahan sejarah dalam kehidupan masyarakat dari tahun ke tahun atau jaman ke jaman berikutnya.
Selain itu pola berpikir diakronik ini juga mengajarkan pada seseorang bahwa antara peristiwa sejarah yang satu dengan lainnya pada dasarnya tidak bisa saling terlepas. Akan tetapi semuanya saling terikat dan berpengaruh satu sama lain. Sehingga, berfikir secara diakronik secara tidak langsung bisa memberikan penjelasan dengan lebih detail dan lengkap.
Ciri Berpikir Sejarah secara Diakronik
Beberapa ciri-cirinya ialah sebagai berikut ini:
- Menganalisis atau mengkaji dengan berlalunya suatu peristiwa
- Fokus pada kajian peristiwa sejarahnya
- Memiliki sifat historis
- Memiliki sifat vertical
- Terdapat konsep komparatif atau perbandingan
- Cakupan kajian lebih luas dan mendalam
-
Sinkronik
Pembahasan yang kedua ialah makna proses berpikir siknronik. Pada dasarnya kata sinkronis berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua suku kata yaitu syn dan khronos. Arti syn ialah dengan, dan khronos berarti waktu atau masa. Secara lengkap sinkronik memiliki arti yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan peristiwa atau suatu kejadian yang telah terjadi di suatu masa/ruang dengan terbatasnya waktu.
Selain itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sinkronis juga memiliki arti lainnya yaitu segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi di suatu masa yang terbatas. Ada pula pendapat yang disampaikan Galtung, bahwa pengertian sejarah secara sinkronik adalah peristiwa atau kejadian sejarah dengan berbagai aspeknya dalam waktu atau kurun waktu yang tertentu atau terbatas.
Pada intinya proses berpikir sinkronik adalah proses berpikir yang mampu meneliti gejala atau fenoma suatu peristiwa secara meluas pada ruang teretntu tetapi dalam waktu yang terbatas.
Berpikir sejarah secara sinkronik juga mengajarkan seseorang untuk bisa mempelajari peristiwa sejarah yang sezaman atau sifatnya horizontal. Artinya pada pola berpikir sinkronik akan mengantar seseorang untuk bisa mempelajari atau mengkaji karakter peristiwa sejarah dengan adanya batasan waktu tertentu.
Ciri Berpikir Sejarah secara Sinkronik
Ciri berpikir sejarah sinkronik yaitu sebagai berikut:
- Melakukan kajian sejarah pada masa tertentu
- Fokus pengkajian pada struktur atau karakternya
- Memiliki sifat horizontal
- Tidak mempunyai konsep komparatif atau perbandingan
- Cakupan yang dikaji jauh lebih sempit
- Sistematika yang tinggi
- Bersifat lebih serius dan cukup sulit
-
Kronologis
Proses berpikir sejarah yang berikutnya adalah kronologis. Perlu anda ketahui, bahwa tujan kronologis bisa diartikan sebagai urutan waktu kejadian dari setiap peristiwa. Maka dari itu, dengan konsep berpikir kronologis akan membuat seseorang bisa berpikir secara runtut, teratur, sistematis dan sesuai dengan urutan waktu serta tidak melompat-lompat atau berbalik.
Melalui konsep berpikir kronologis ini pula, maka sejarah bisa memberikan secara gambaran utuh dari setiap kejadian-kejadian atau peristiwa sesuai dengan urutan waktu terjadinya sejarah itu sendiri. Dengan kata lain, bahwa melalui proses berpikir kronologi akan membantu seseorang untuk bisa merekonstruksi kembali suatu peristiwa sejarah berdasarkan urutan waktu kejadiannya dengan runtut dan benar.
Kronologis juga diartikan sebagai catatan peristiwa atau kejadiankejadian yang telah diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya. Maka dari itu dengan proses berpikir kronologis pada peristiwa sejarah ini selain bisa membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa namun juga dapat digunakan untuk membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat berbeda dengan peristiwa yang saling terkait.
Ciri Berfikir Sejarah secara Kronologis
Ciri berpikir sejarah secara kronologis yaitu;
- Pengkajian pada peristiwa atau masa tertentu
- Fokus pada kajian pada strukturnya
- Memiliki sifat horizontal
- Cakupan kajian sejarah jauh lebih sempit
- Bersifat sistematis yang begitu tinggi
- Menggunakan pola pikir yang lebih serius
Dari penjelasan yang dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa diakronik, sinkronik dan kronologis menjadikan ilmu sejarah mampu memberi gambaran atau deskripsi yang utuh tentang peristiwa atau perjalanan sejarah itu sendiri. Bahkan tidak hanya itu saja, namun kita akan lebih mudah menarik manfaat dan makna dari hubungan antar peristiwa sejarah yang terjadi pada masa lalu.
Itulah tadi artikel lengkap yang bisa kami berikan pada semua kalangan. Berkaitan dengan karakteristik berfikir secara diakronik, sinkronik, dan kronologis dalam ilmu sejarah. Semoga memberikan wawasan untuk kalian yang membutuhkan.