Pengertian Periodisasi, Konsep, Tujuan, Manfaat, dan Contohnya

Diposting pada

Periodisasi Adalah

Periodisasi adalah masalah kompleks dalam arti sejarah. Meskipun demikian, penting untuk membagi sejarah untuk memahami masa lalu dan mengartikulasikan perubahan dari waktu ke waktu. Berbagai bangsa dan budaya yang ada di muka bumi mengalami sejarah yang berbeda-beda, sehingga membutuhkan model periodisasi yang berbeda-beda pula. Label periodisasi ditantang dan didefinisikan ulang sepanjang waktu.

Dengan demikian, seorang sejarawan dapat mengklaim bahwa tidak ada yang namanya Renaisans, sementara yang lain akan mempertahankan konsep tersebut. Di Indonesia sendiri, ada dua pendapat tentang konsep periodisasi sejarah Indonesia yang banyak digunakan yaitu konsep periodisasi Dr. Soekanto pada masa orde lama dan konsep periodisasi Dr. Sartono Kartodirdjo. Tujuan dilakukannya periodisasi tersebut salahh satunya yaitu untuk mempermudah dalam mendapatkan suatu gambaran tentang kejadian-peristiwa seluruhnya.

Periodisasi

Periodisasi mencoba untuk memberikan signifikansi kepada berlalunya waktu dalam sejarah dengan mengidentifikasi dan memesan urutan kronologis (periode). Sebagaimana dipraktikkan oleh para sejarawan, konsep ini memiliki sejarah yang panjang dan beragam; sebagai subjek studi, konsep ini tidak menuntut pengetahuan formal atau instruksi sistematis.

Bagi sejarawan, meskipun tidak bagi arkeologi atau antropolog, periodisasi tidak memiliki fungsi teoretis yang dapat diterima. Karena tidak seperti konsep periode dalam ilmu bumi atau periodisitas dalam ilmu fisika, konsep periode sejarah lebih bergantung pada ketentuan daripada pada kesimpulan dari bukti yang diterima secara umum.

Mengenai para filsuf sejarah modern, baik yang cenderung nominalis dan neoidealis telah menyangkal bahwa periode sejarah itu “nyata”: yang pertama karena suatu periode tidak dapat dikatakan ada dalam arti di mana peristiwa atau orang historis ada; yang terakhir karena mereka melihat semua pemesanan bahan sejarah sebagai fungsi dari pikiran sejarawan individu.

Pengertian Periodisasi

Periodisasi adalah proses atau studi pengelompokan masa lalu ke dalam blok waktu yang diskrit dan diberi nama. Ini biasanya dilakukan untuk memfasilitasi studi dan analisis sejarah, memahami proses saat ini dan sejarah, dan hubungan sebab akibat yang mungkin menghubungkan peristiwa-peristiwa tersebut.

Periodisasi menghasilkan abstraksi deskriptif yang memberikan istilah sesuai untuk periode waktu dengan karakteristik yang relatif stabil. Namun, menentukan awal dan akhir yang tepat untuk setiap ‘periode’ seringkali arbitrer, karena telah berubah dari waktu ke waktu selama perjalanan sejarah.

Sejauh sejarah bersifat berkelanjutan dan tidak digeneralisasi, semua sistem periodisasi kurang lebih bersifat arbitrer. Namun tanpa periode yang disebutkan, betapapun canggung atau tidak tepatnya, waktu lampau tidak lebih dari peristiwa yang tersebar tanpa kerangka untuk membantu kita memahaminya.

Bangsa-bangsa, budaya, keluarga, dan bahkan individu, masing-masing dengan sejarah kenangan mereka yang berbeda, terus-menerus terlibat dalam memaksakan skema tumpang tindih periodisasi temporal yang tumpang tindih. Label penetapan berkala terus-menerus ditantang dan didefinisikan ulang, tetapi begitu ditetapkan, suatu “merek” periode sangat nyaman sehingga banyak yang sulit diubah atau dihilangkan.

Pengertian Periodisasi Menurut Para Ahli

Adapun definisi periodisasi menurut para ahli, antara lain:

  1. Collins Dictionary, Periodisasi adalah tindakan atau proses membagi sejarah menjadi beberapa periode.
  2. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Definisi periodisasi ialah pembagian menurut zamannya yaitu terdiri atas penzamanan dan pembabakan.

Konsep Periodisasi

Konsep teoritik tentang periodisasi sejarah Indonesia pernah dibahas dalam Seminar Sejarah Nasional I pada Tahun 1957, hasilnya sebagai berikut:

  1. Periodisasi Prof. Dr. Soekanto

Dr. Soekanto berpendapat bahwa periodisasi hendaknya berdasarkan pada ketatanegaraan, artinya yaitu bersifat politik. Pembagian atas babakan masa (periodisasi) yang didasarkan kenyataan sebisa mungkin harus eksak dan praktis. Menurut Dr. Soekanto, periodisasi sejarah Indonesia secara kronologis yaitu sebagai berikut:

  1. Masa pangkal sejarah (-0)
  2. Masa Kutai-Tarumanegara (0-600)
  3. Masa Sriwijaya-Medang-Singosari (600-1300)
  4. Masa Majapahit (1300-1500)
  5. Masa Kerajaan Islam (1500-1600)
  6. Masa Aceh, Mataram, Makassar (1600-1700)
  7. Masa pemerintah asing (1700-1945)
    • Zaman Kompeni (1800-1808)
    • Zaman Daendels (1808-1811)
    • Zaman British Government (1811-1816)
    • Zaman Nederlands-India (1816-1942)
    • Zaman Nippon (1942-1945)
  8. Masa Republik Indonesia (1945 sampai dengan sekarang)
  1. Periodisasi Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo

Dr. Sartono Kartodirdjo berpendapat bahwa dasar yang digunakan dalam pembabakan masa (periodisasi) adalah derajat integrasi yang tercapai di Indonesia dimasa lampau. Berdasarkan sudut pandang beliau, faktor ekonomi sangat berpengaruh terhadap perkembangan sosial, politik, serta juga kultur di Indonesia.

Faktor ekonomi tersebut mempengaruhi kontak antara Indonesia dengan luar negeri yang pada akhirnya dapat mendatangkan pengaruh kebudayaan dari luar, baik budaya Hindu yang berasal dari India, budaya Islam yang berasal dari Asia Barat, dan juga budaya barat baik yang berasal dari Eropa atau negara-negara lainnya.

Oleh sebab itu, terdapat kemungkinan untuk bisa membedakan dua periode besar, yaitu pengaruh Hindu serta pengaruh Islam. Sebutan dari periode tersebut menggunakan nama kerajaan sebab ketika itu masyarakat masih bersifat masih homogen dan berpusat pada raja atau yang biasa kita kenal dengan istilah istana sentris.

Periodisasi sejarah Indonesia yang diusulkan oleh Prof. Dr. Sartono yaitu sebagai berikut:

  1. Prasejarah
  2. Zaman Kuno
  • Masa kerajaan-kerajaan tertua
  • Masa Sriwijaya (dari abad VII-XIII atau XIV)
  • Masa Majapahit (dari abad XIV-XV)
  1. Zaman Baru
  • Masa Aceh, Mataram, Makassar/Ternate/Tidore (sejak abad XVI)
  • Masa perlawanan terhadap Imperialisme Barat (abad XIX)
  • Masa pergerakan nasional (abad XX)
  1. Masa Republik Indonesia (sejak tahun 1945)

Tujuan Periodisasi

Tujuan dilakukannya periodisasi yaitu sebagai berikut:

  1. Mempermudah dalam mendapatkan suatu gambaran tentang kejadian-peristiwa seluruhnya

Jumlah tahun kejadian peristiwa sejarah sangat banyak sehingga rangkaian-rangkaian tahun dan sebagainya itu adalah deretan yang tak berujung dan tak berpangkal. Untuk memperoleh gambaran atau pandangan maka deretan itu pun dibagi-bagi (M.Ali, 2006).

  1. Menyederhanakan kisah sejarah yang panjang dan rumit

Ketika kita dihadapkan dengan keruwetan tertentu, pikiran kita akan berupaya untuk menguraikan atau melakukan pembagian-pembagian dan penggolongan-penggolongan, sehingga gambaran yang ruwet tersebut bisa disederhanakan dan diikhtisarkan menjadi satu tatanan (Orde) yang mempermudah pengertian.

  1. Memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan

Salah satu syarat ilmu pengetahuan ialah mempunyai sifat yaitu sistematis. Semua peristiwa masa lalu dikelompokkan, dihubungkan, kemudian dikaitkan dan disusun secara sistematis.

  1. Sebagai dasar penyusunan cerita sejarah

Penyusunan data sejarah yang paling masuk akal ialah penyusunan yang dilakukan secara kronologis, yaitu disusun dalam periode-periode waktu, sebab kronologi kiranya adalah satu-satunya norma obyektif dan konstan yang harus diperhitungkan oleh sejarawan.

  1. Mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis

Penyusunan cerita sejarah secara kronologis dapat memudahkan kita dalam mengetahui urutan terjadinya suatu peristiwa. Kronologi tersebut menghindarkan kita dari keharusan mengulangi kisah tentang peristiwa-peristiwa yang sama. Periodisasi yang kronologis bisa mengungkapkan dan menjelaskan sebab-akibat suatu peristiwa.

Manfaat Periodisasi

Pada tataran yang paling sederhana, periodisasi bermanfaat dalam membantu para sarjana untuk berurusan dengan sejarah dalam bagian-bagian yang dapat dikelola, tapi sebagian besar sistem mengasumsikan bahwa beberapa fitur umum mencirikan suatu era dan oleh sebab itu menyarankan tanggal untuk ‘awal’ dan ‘akhir.’ Blok-blok periodisasi, meskipun, tak terhindarkan tumpang tindih, atau bahkan mungkin saling bertentangan.

Lebih lanjut, konsep periodisasi tertentu hanya berlaku pada kondisi tertentu, seperti Zaman Aksial atau Renaissance. Yang lain merujuk pada peristiwa sejarah (seperti “tahun-tahun Antar-Perang”: 1918–1939), namun yang lain didefinisikan oleh sistem penomoran desimal (“1960-an” atau “abad ketujuh belas”).

Yang lain dinamai dari orang-orang yang berpengaruh (‘Era Victoria,’ ‘Era Edwardian,’ ‘Era Napoleon’). Beberapa skema mungkin, seperti yang disebutkan di atas, sedikit lebih dari cara mudah untuk menangani sejumlah besar data historis yang tersedia, dan sedikit lebih dari penamaan periode setelah dinasti yang berkuasa.

Skema lain diinformasikan oleh filosofi sejarah yang melacak perkembangan seperti naik dan turunnya peradaban, atau evolusi pencapaian teknologi manusia atau, seperti halnya dengan Marxisme, pertentangan kelas antara pemilik alat produksi dan mereka yang bekerja akan mengarah pada penciptaan masa depan utopis.

Contoh Periodisasi

Contoh Periodisasi

Contoh periodisasi sejarah Indonesia yaitu:

  1. Periodisasi sejarah Indonesia berdasarkan pendapat Ir. Sukarno dalam buku yang beliau tuliskan dengan judul “Indonesia Menggugat” bisa dibedakan atas:
    1. Masa lampau yang jaya
    2. Masa sekarang yang suram
    3. Masa datang yang gemilang
  1. Periodisasi sejarah Indonesia berdasarkan pendapat Prof. Mr. M Yamin yang dikenal dengan sebutan “Panca Warsa” terdiri atas:
  1. Prasejarah Indonesia (-0 M)
  2. Protosejarah Indonesia (0-600 M)
  3. Babakan Kebangsaan (Zaman Kolonial (600-1525 M)
  4. Babakan antar Bangsa (Zaman International (1525-1900 M)
  5. Abad Proklamasi (1900-1945 M).

Selain contoh periodisasi di Indonesia, sejarawan dunia mengemukakan lima atau enam periode utama sejarah dunia, yaitu:

  1. Peradaban awal
  2. Masyarakat klasik
  3. Post-klasik
  4. Modern awal
  5. Abad kesembilan belas yang panjang
  6. Era kontemporer atau modern (Terkadang abad kesembilan belas dan modern digabungkan)

Meskipun post-klasik identik dengan Abad Pertengahan Eropa Barat, istilah post-klasik belum tentu menjadi anggota periodisasi tripartit tradisional sejarah Eropa Barat menjadi ‘klasik’, ‘menengah’ dan ‘modern’.

Demikianlah artikel yang bisa kami bagikan pada kalian tentang adanya pengertian periodisasi menurut para ahli, konsep, tujuan, manfaat, dan contohnya. Semoga bisa memberikan edukasi serta referensi bagi semua kalangan yang membutuhkannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *